-->
Menjadi seorang yang ahli dalam berkemah dan mengembara membutuhkan proses yang cukup panjang dan penuh liku liku kehidupan. Begitu juga dalam hidupan Pramuka penegak.
Berproses dalam kepenegakan membutuhkan ketekunan dan ketabahan yang berlipat ganda. Proses membangun ketahanan diri itu akan melalui proses di butuhkan, diremehkan, di hargai, di sanjung, di lecehkan, di hormati,dan beragam perlakukan lain yang semakin hari akan semakin meningkatkan ketajaman diri untuk menghadapi masa depan.
Tips membangun diri di Ambalan
Beberapa tips singkat untuk menjadi bekal dalam mengarungi samudra pembinaan di ambalan adalah :
Ini namanya jari jempol … (2x), Apa pesannya jari jempol sayang
Anak Pramuka nggak boleh ngompol, Telunjuk – Ngantuk
Tengah – Lengah, Manis – Nangis
Klingking – Maling
Api api api api api unggun,Dengan berdiri bersuka hati
Disinari api unggun,Hora … hore yo Pramuka
Beramai-ramai bersuka hati,Disinari api unggun
Api kita sudah menyala,Api … api .. api api api
Mars Penggalang
Tak ada gunung terlalu tinggi, buat kami daki di tengah panas
Tak ada jurang terlalu dalam, buat kami turuni di malam kelam
Hutan rimba – hutan rimba padang lalang – padang lalang
Kususuri jalanan jauh
Panas terik hujan berangin
Maju terus, jalan terus
Pantang patah – pantang patah hati kami – hati kami
Karena telitinya
Pasukan penggalang jalanlah, terhapus semua luka
Di tengah-tengah hutan, di bawah langit biru
Tenda terpancang ditiup sang bayu
Api menjilat-jilat, terangi rimba
Membawa Pramuka dalam impian
Penegak … pandega …
Petualang datang tak kenal gengsi
Datang ke perkemahan …
Karena patah hati, guna mencari cinta yang sejati
Aku ini anak muda,Hati suci riang gembira
Mari kawan masuk Pramuka, Pramuka slaalu gembira
Wan jae lae laccing takaraccing takaraccing,Takara loa leo
etise Sesamur,Sungguh enak mengikuti perkemahan
Makan kurang tidur dikurangi perut keroncongan …
Mana dimana anak kambing saya,Anak kambing sudah ada di sini
Sayonara … sayonara sampai berjumpa pula … (2x)
Buat apa susah, buat apa susah …,Susah itu tak ada gunanya
Tunas kelapa kawaaaaaan … itu lambangnya,Tri Satya kawaaaan … itu janjinya
Dasa Darma kawaaaan … itu baktinya,Janganlah ragu kawan masuk pramuka
Penegak
Bantara
- Penegak Bantara
adalah Calon Penegak yang telah memenuhi SKU bagi Penegak Bantara dan
mentaati adat Ambalan.
- Perpindahan dari
Calon Penegak menjadi Penegak Bantara dilaksanakan dengan upacara
pelantikan, yang bersangkutan mengucapkan janji Tri Satya dengan suka rela
dan berhak memakai tanda pengenal untuk Penegak Bantara.
- Selama menjadi
Penegak Bantara di beri kesempatan latihan membaktikan diri kepada
masyarakat dan membentuk kepribadian yang kuat.
- Seorang Penegak
Bantara wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatan lainnya untuk :
- Menyelesaikan
SKU bagi Penegak Laksana sehingga dapat dilantik sebagai Penegak Laksana
- Menempuh Syarat
Kecakapan Khusus dengan kesenangan dan bakatnya sehingga mendapatkan Tanda
Kecakapan Khusus
- Mengembangkan
bakat dan minatnya di satuan Karya Pramuka serta menyebarkan tugas pokok
Sakanya itu sesuai dengan kemampuannya
- Mencari
kesempatan untuk mengikuti Kursus Pembina Mahir sehingga dapat membantu
menyelenggarakan kegiatan di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang
- Berperan serta
dalam memberikan bantuan kepada Kwartir sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang ada padanya
Jadi, Penegak Bantara adalah tingkatan Syarat-syarat
Kecakapan Umum pertama dalam satuan Pramuka Penegak sebelum Penegak Laksana.
Golongan Pramuka Penegak yang belum menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum
(SKU) Penegak Bantara belum dianggap sebagai Pramuka Penegak dan disebut
sebagai “Tamu Ambalan”, atau “Tamu Penegak”
Untuk mencapai tingkat Penegak Bantara, calon Penegak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rajin dan aktif mengikuti latihan Ambalan Penegak.
Untuk mencapai tingkat Penegak Bantara, calon Penegak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rajin dan aktif mengikuti latihan Ambalan Penegak.
2. Telah mempelajari dan menyetujui
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
AD/
ART Gerakan pramuka yaitu Surat keputusan KWARNAS no.086 tahun 2005
3. Mengerti dan bersungguh-sungguh
mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya dalam kehidupannya sehari-hari.
1.
Darma pertama: Takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
1.
Pendahuluan
Apa yang tercantum
didalam Tri Satya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang
terdapat dalam Dasa darma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Tri Satya,
ungkapan itu merupakan janji ( ikrar ) seseorang yang diresapkan dalam hati
atau dirinya. Sedangkan yang ada di dalam Dasa darma pertama adalah
perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun sikapnya,
Atau dengan kata lain
yang ada di dalam Tri Satya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan
yang terdapat didalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang
terdapat di dalam Dasa darma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan.
2.
Pengertian
+
Takwa
-
Pengertian takwa adalah bermacam-macam, antara
lain: bertahan, luhur, berbakti, mengerjakan yang utama dan meninggalkan yang
tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain.
-
Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan
seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia
yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah
keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat,
Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
# Bertahan terhadap
godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari dorongan
hawa nafsu.
# Taat melaksanakan
ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala
yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta
seluruh umat manusia.
# Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan
segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana
Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang
dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang
menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap
pribadi lain yang dianggap Maha Agung itu,
+
Tuhan
Di sini kita dapat
mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baik berpangkal dari kemanusiaan
yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang
terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para Nabi / Rosul.
-
Dari segi kemanusiaan ( akal budi ), Tuhan adalah
zat yang ada secara mutlak yang ada. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya
segala sesuatu di dalam alam semesta ( couse prima atau sebab pertama ).
Karena
itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia
mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.
-
Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada
kita melalui firman atau sabda-Nya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui
bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang.
Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau
menggunakan alat. Hanya karena firman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang
semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat
yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan
berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat
Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini,
terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan.
Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat AIlahi dengan
yang ada dalam alam ini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Maha
Esa. Namun sebagai insan manusia akan berusaha memahami apa arti Esa pada Tuhan
itu.
2.
Esa = satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah
“satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat
dibagi atau dibanding-bandingkan. Maka, satu atau Esa pada Tuhan adalah mutlak.
Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada Tuhan selain Allah”.
3.
Berbicara tentang pengertian takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa tidak dapat dipisahkan dari pengertian moral, budi pekerti, dan
akhlak.
Moral, budi pekerti
atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan
perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesama manusia, sesama makhluk, dan
terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa meliputi cinta,
takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci
karena Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengandung unsur-unsur takwa,
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesama
manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan
baik antara sesama, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai,
memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhlak terhadap sesama
manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsur hubungan kemanusiaan
yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati
mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya,
Akhlak
terhadap sesama makhluk Tuhan mengandung unsur peri kemanusiaan.
Akhlak
terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak,
rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua
sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak
terhadap diri sendiri mengandung unsur budi pekerti yang luhur, berani mawas
diri, dan mampu menyesuaikan diri.
+
Pelaksanaan
-
Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang
mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka
sudah seharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu
diperdalam dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu belum cukup kalau
hanya kita berikan pengajaran lisan / tertullis tanpa ada perwujudan kongkret
dalam tingkah laku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani
dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap
hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh lingkungannya, karena itu akan
terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran
tentang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, tetapi kurang memberikan
bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang
pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak
cara dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan
kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapat
berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia
Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan
moral / kebaikan yang tersimpan dalam ajaran agama ( seperti tertera dalam
darma-darma yang berikut ) seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak
didik. Darma - darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari
takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
2.
Maka dari itu, dalam prakteknya, pengembangan
ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan
mulai dari bermain sampai kepada bekerja sama dan hidup bersama.
Dalam kegiatan
permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah.
Kalau anak sudah
dibiasakan bermain seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang
baik, berwatak luhur dan berkepribadian.
Akhirnya, akan berguna
bagi sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain
didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
-
Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah,
-
Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari besar
agama.
-
Menghormati orang beragama lain.
-
Menyelenggarakan cermah keagamaan.
-
Menghormati orang tua.
2.
Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
a. Pengertian
1.
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan seluruh alam
semesta yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda
alam.
Bumi, alam, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena
itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan
yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima indra
manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaan-NYa.
Wajar dan pantaslah
Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya ( benda alam,
satwa, dan tumbuh-tumbuhan ), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup
serta menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam,
satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara karena hutan tanah,
pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu
dikembangkan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara
kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai
Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus
memelihara kelestarian sumber alam ini dengan menanggulangi pencemaran laut,
perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut
menduduki tempat yang penting pula.
2.
Yang dimaksud dengan cinta dan kasih sayang apabila
manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia.
Kelompok-kelompok manusia ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat
di dunia ini. Bila kita ingindan mau mengerti dan bergaull dengan bangsa lain
maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan
demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun
antar bangsa.
Khususnya sebagai
seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari
bangsa lain sebagai saudaranya karena masing-masing mempunyai satya dan darma
sebagai ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha
meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan
memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.
3.
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila
kedua dari Pancasila
b. Pelaksanaan dalam
hidup sehari-hari.
1)
Membawa peserta didik ke alam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal
berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada mereka memelihara tanaman
di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai
tanda kecakapan khusus.
2)
Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalkan peserta didik
dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan
juga memelihara dengan baik binatang yang mereka meliki.
1.
Kasih sayang sesama manusia tidak lepas dari
perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan
pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa wajib dihayati sepanjang
hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara lain, tidak
mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan
seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
2.
Siapa pun yang kita kenal dan kita dekati lambat-laun
akan timbul rasa cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Rasa inilah yang
dapat menggugah rasa dekat dengan Akhlak, karena tidak terhalang oleh rasa
benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita
menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
3. Darma Ketiga : Patriot
yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
1.
Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang
warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang baik,
berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.
2.
Sopan adalah tingkah laku yang halus dan
menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat
bukan pembenci dan selalu di sukai orang lain.
3.
Ksatria adalah orang yang gagah berani dan jujur.
Ksatria juga mengandung arti ke pahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi,
kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
4.
Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini,
bersama-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu
sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya.
5.
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam
Hidup Sehari-hari
1.
Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk:
1.
menghormati dan memahami serta menghayati lambang
Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
2.
mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rumah tamah, religious, dan lain-lain.
3.
Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah
Indonesia.
4.
Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan
Pancasila.
2.
Mengenal adat-istiadat suku-suku bangsa di
Indonesia.
3.
Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan
diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.
4.
Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan
membenarkan yang benar.
5.
Menghormati orang tua, guru dan pemimpin.
4.
Darma keempat: Patuh dan suka
bermusyawarah
1.
Pengertian
1.
Patuh berarti setia dan
bersedia melakukan sesuatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
2.
Musyawarah adalah laku utama seorang demokrat yang
menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari
sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang
menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam
pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
3.
Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila
keempat.
2.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1.
Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi
peraturan yang ditetapkan di Gugusdepan dan mematuhui peraturan di RT / RK,
kampung dan desa, sekolah dan peratur perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya,
setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu lintas dan
lain-lain.
2.
Belajar mendengar pendapat orang, menghargai
gagasan orang lain.
3.
Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan
memperhatikan kepentingan orang banyak.
4.
Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum
melaksanakan suatu kegiatan misalnya akan berkemah, widya wisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela
menolong dan tabah
a. Pengertian
1.
Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan
tanpa memperhitungkan untung dan rugi ( tanpa pamrih ). Rela menolong berarti
melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan
maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau
kemudian mampu menyelesaikan masalah seta tantangan yang dihadapi.
2.
Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji.
Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi
kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3.
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila sila kelima.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
1.
Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa di
minta
2.
Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
3.
Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan
wanita.
4.
Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan di masyarakat..
6.
Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
a.
Pengertian
1.
Rajin
Manusia dibedakan
dengan makhluk hidup yang lain karena ia di ciptakan mempunyai akal budi.
Dengan demikian harus mengembangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar,
Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrat dalam mendidik diri.
Lebih-lebih lagi,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkat secara cepat, maka
menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik ( juga orang dewasa )
untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap
mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
2.
Terampil
Setiap manusia harus
berupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi
syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu
tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3.
Gembira
Manusia itu hidup dan
menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus
bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama.
Banyak kesulitan,
rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan
dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah
manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.
Hal ini dapat dicapai
bila manusia selalu mencari hal-hal yang positif dan optimistis.
Sikap positif, optimis
ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira.
Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan
bahkan rasa keberanian
4.
Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu
diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam
Hidup Sehari-haari
1)
Rajin
1.
Biasakan membaca buku yang baik.
2.
Biasakan untuk membuat karya tulis.
3.
Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar;
mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
4.
Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar.
Belajar selama dua jam
sehari adalah layak.
5.
Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan
di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
6.
Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan
sehari-hari.
2)
Bekerja
1.
Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan
kekecewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
2.
Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan
dengan kemampuan.
3.
Jangan terlula cepat menegur, mengkeritik atau
menyalahkan orang lain.
4.
Hargai dan tonjolkan suatu prestasi kerja.
5.
Berikan beban dan tugas yang terus berkembang.
6.
Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
7.
Bergembiralah dalam tiap usaha.
8.
Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda
sampai esok hari.
3) Terampil
1.
Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang
sesuai dengan bakat.
2.
Latih terus-menerus.
3.
Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan
sesuatu.
4.
Mintalah tuntunan dari orang yang lebih
berpengalaman.
5.
Jangan menolak tugas pekerjaan apa pun yang
diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
7.
Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja
a.
Pengertiam
1) Hemat
1.
Hemat bukan berarti “kikir” tetapi lebih terarah
kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut
kegunaannya.
2.
Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha
memerangi hawa nafsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri
sendiri dan orang lain (uang, mendisiplinkan diri sendiri).
Menghemat bukan berarti
sosial tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha sosial ke
pihak lain, ( luang, tenaga, waktu dan sebagainya ) yang lebih menguntungkan.
3.
Secara material, dapat berarti memanfaatkan sesuai
( materi ) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung
sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
2) Cermat
Cermat
lebih berarti “ teliti” sikap laku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik
terhadap dirinya sendiri ( introspeksi ) maupun yang datangnya dari luar
dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
Hal
ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan
segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia
senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
Ia
harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3)
Bersahaja
Hal
ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak
berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk
(penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang di
dapat secara halal tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain. Ia harus dapat
menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti
keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1.
Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur,
makan, latihan dan sebagainya.
2.
Tidak ceroboh.
3.
Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar
ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
4.
Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
5.
Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang
berlebihan-lebihan
6.
Meneliti dahulu sebelum berbuat sesuaatu agar
terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
7.
Penggunaan listrik ( siang hari dimatikan ).
8.
Pengguna air tidak terbuang percuma.
9.
Memeriksa pekerjaan sebelum diserahkan kepada
Pembina.
10.
Menggunakan uang jajan dengan hemat.
11.
Membiasakan anak belanja ke warung dan pasar dengan
teratur.
12.
Memberi anak tanggung jawab untuk tugas di rumah
dan lain - lain.
13.
Membiasakan untuk menabung
14.
Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana
8.
Darma kedelapan: Disiplin, berani dan Setia
a.
Pengertian
1.
Disiplin dalam pengertian yang luas berarti patuh
dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan.
2.
Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin
berarti mengekang dan mengendalikan diri.
3.
Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia
menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.
4.
Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan
ketentuan.
5.
Dengan demikian, maka berdisiplin tidak secara
membabi buta melaksanakan perintah, ketentuan dan peraturan, sebagai manusia
ciptaan Tuhan, seseorang harus berani berbuat berdasarkan pertimbangan dan
nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam
Hidup Sehari-hari
1.
Berusaha untuk mengendalikan dan mengatur diri
(self disiplin).
2.
Mentaati peraturan.
3.
Menjalani ajaran dari ibadah agama,
4.
Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan
kebenaran suatu keterangan ( informasi ).
5.
Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.
9.
Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya,
a.
Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
1.
Yang dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu
bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perintah maupun
tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa,
masyarakat dan keluarga misalnya :
1.
Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus
dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
2.
Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri
dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
3.
Pramuka harus berani bertanggung jawab atas suatu
tindakan yang diambil, di luar perintah yang diberikan kepadanya karena
perintah tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakannya,
4.
Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suatu
tanggung jawab dengan suatu alasan yang dicari-cari,
Tujuannya adalah
mendidik dan memasukkan suatu tanggungjawab yang besar kepadanya.
2.
Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka
itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
1.
Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur
terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lain terutama
yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
2.
Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya,
perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suatu karangan
yang dibuat-buat.
3.
Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu,
maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya.
4.
Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun
juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak
baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.
5.
Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan,
Tujuan adalah mendidik
Pramuka menjadi orang yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segala tingkah
lakunya.
10.
Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
a.
Pengertian
1.
Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila
Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
2.
Suci dalam pikiran berarti bahwa Pramuka tersebut
selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya
dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
3.
Suci dalam perkataan setiap apa yang telah
dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung
perasaan orang lain.
4.
Suci dalam perbuatan sebagai akibat dari pikiran
dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang
baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
5.
Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan
perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan
jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu menemukan dirinya sesuai dengan tujuan
Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak
luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”.
b. Pelaksanaan dalam
Hidup Sehari-hari
1.
Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya
yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang
tercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul
saling menghargai sesama manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2.
Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan
berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri terhadap ucapannya, dan
menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan
ketidak percayaan orang lain.
3.
Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam
segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
4.
Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu
agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan
perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan
yang nyata.
5.
Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan
perbuatannya.
4. Dapat memberi salam Pramuka dan
tahu maksud dan penggunannya.
Salam adalah suatu tanda antara
orang – orang yang terhormat. Jadi maksud dari salam pramuka adalah untuk
memberikan penghormatan kepada orang lain, mendekatkan tali saudaraan dan
silaturahmi dan tidak ada maksud kita merendahkan diri / kita menurunkan
martabat orang lain.
Salam pramuka terbagi
menjadi tiga, yaitu :
1.
Salam biasa, yaitu tanda penghormatan yang
diberikan atau disampaikan kepada sesama anggota pramuka.
2.
Salam hormat, yaitu tanda penghormatan yang diberikan
para pramuka yang ditujukan kepada pramuka utama ( Presiden ), bendera
kebangsaan Merah Putih, tamu – tamu Negara, jenazah dsb.
3.
Salam janji, yaitu tanda penghormatan yang
dilakukan setiap anggota pramuka sewaktu mendengar Tri Satya saat dibacakan (
dalam acara pelantikan / ulang janji ).
5. Tahu tanda-tanda
pengenal dalam Gerakan Pramuka.
a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah
tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka, yang dapat menunjukkan
diri seorang Pramuka, dan/atau Satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah asal,
wilayah tugas, kecakapannya dan tanda penghargaan yang dimilikinya.
b.
Tanpa Pengenal Gerakan Pramuka secara garis besarnya meliputi :
1) Tanda Umum
Yaitu
tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang telah
dilantik, putera maupun puteri
Tanda
Pengenal yang termasuk Tanda Umum, yaitu :
a.
Tanda Tutup Kepala
b.
Setangan Leher atau Pita Leher
c.
Tanda Pelantikan
d.
Tanda Harian
e.
Tanda Kepramukaan Sedunia
2) Tanda Satuan
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan
Satuan/Kwartir tertentu, tempat seorang Pramuka tergabung, dalam hal ini
dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di Gugusdepan sampai satuan tingkat
nasional.
Tanda
Pengenal yang termasuk Tanda Satuan, yaitu :
a.
Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
b.
Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
c.
Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
d.
Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
e.
Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
f.
Tanda Satuan lainnya.
3) Tanda Jabatan
Yaitu tanda yang
menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang dalam lingkungan Gerakan Pramuka.
Tanda
Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan, yaitu :
a.
Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
b.
Tanda Pembimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
c.
Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
d.
Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega,
serta Tanda Pembina Gugusdepan.
e.
Tanda Pelatih Pembina Pramuka
f.
Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
g.
Tanda Jabatan lainnya.
4) Tanda Kecakapan
Yaitu tanda yang
menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha
seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan,
yaitu :
a.
Tanda Kecakapan Umum
1)
Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
2)
Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
3)
Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana
4)
Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega
5)
Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
b.
Tanda Kecakapan Khusus
1)
Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan
2)
Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
3)
Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
4)
Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
5)
Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
5)
Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
c.
Tanda Pramuka Garuda
1)
Untuk Pramuka Siaga
2)
Untuk Pramuka Penggalang
3)
Untuk Pramuka Penegak
4)
Untuk Pramuka Pandega
5) Tanda Penghargaan
Yaitu tanda yang
menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang, atas jasa,
darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi
Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan
umat manusia.
a. Tanda Pengenal
yang termasuk Tanda Penghargaan GerakanPramuka untuk peserta didik, yaitu :
1)
Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut
Serta Kegiatan dan lain-lainnya).
2)
Bintang Tahunan
3)
Lencana Wiratama
4)
Lencana Teladan
b.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang
dewasa, yaitu :
1)
Bintang Tahunan
2)
Lencana Pancawarsa
3)
Lencana Wiratama
4)
Lencana Jasa :
a)
Dharma Bakti
b)
Melati
c)
Tunas Kencana
c.
Tanda Pengenal termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luag Gerakan
Pramuka, misalnya dari :
1)
Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri
sepanjang hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan
Negara Republik Indonesia yang berlaku.
2)
Pemerintah Negara Lain
3)
Pemerintah Republik Indonesia.
- Tahu struktur organisasi dan Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja
Penegak dan Pandega.
- Tahu arti lambang Gerakan Pramuka.
Lambang
Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian yang juga tokoh pramuka.
Lambang ini dipergunakan pertama kali sejak tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Bentuk
Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas Kelapa. (lihat gambar di samping) Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Arti kiasan
Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi.
Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Penggunaan
Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian yang juga tokoh pramuka.
Lambang ini dipergunakan pertama kali sejak tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Bentuk
Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas Kelapa. (lihat gambar di samping) Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Arti kiasan
Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi.
Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Penggunaan
Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila
8. Tahu arti Pancasila.
Kata
Pancasila terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta: pañca berarti lima dan
śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia berisi :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sejarah Perumusan
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK, tanpa kata Indonesia karena dibentuk Tentara Jepang ke-XVI, bukan Gabungan Tentara Jepang ke-7 yang menguasai Nanpo Gun) yaitu :
• Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, diragukan kesahihannya, (29 Mei 1945)
• Panca Sila oleh Soekarno (1 Juni 1945)
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :
• Rumusan Pertama : Piagam Jakarta – tanggal 22 Juni 1945
• Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar – tanggal 18 Agustus 1945
• Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27 Desember 1949
• Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15 Agustus 1950
• Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Hari Kesaktian Pancasila
Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan. siapakah yang mengusut tuntas permasalahan ini?
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sejarah Perumusan
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK, tanpa kata Indonesia karena dibentuk Tentara Jepang ke-XVI, bukan Gabungan Tentara Jepang ke-7 yang menguasai Nanpo Gun) yaitu :
• Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, diragukan kesahihannya, (29 Mei 1945)
• Panca Sila oleh Soekarno (1 Juni 1945)
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :
• Rumusan Pertama : Piagam Jakarta – tanggal 22 Juni 1945
• Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar – tanggal 18 Agustus 1945
• Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27 Desember 1949
• Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15 Agustus 1950
• Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Hari Kesaktian Pancasila
Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan. siapakah yang mengusut tuntas permasalahan ini?
9. Tahu sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan
Indonesia, serta dapat mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara.
Bendera
nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna
yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil
dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja
yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit,
kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.
Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.[1]
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.[2]
Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.[3]
Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.
Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional.
Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya ‘menyaksikan’ dari dalam kotak penyimpanannya.
Untuk keterangan teknis tentang bendera Merah Putih, silakan lihat Bendera Indonesia.
Arti Warna
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.
Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.[1]
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.[2]
Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.[3]
Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.
Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional.
Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya ‘menyaksikan’ dari dalam kotak penyimpanannya.
Untuk keterangan teknis tentang bendera Merah Putih, silakan lihat Bendera Indonesia.
Arti Warna
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.
10.
Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di
muka orang banyak, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan
diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.
11.
Tahu arti lambang Negara Republik Indonesia.
Garuda
Pancasila
Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno. Garuda merupakan burung dalam mitologi Hindu, sedangkan Pancasila merupakan dasar filosofi negara Indonesia.
Lambang negara Garuda diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958
akna Lambang Garuda Pancasila
Garuda Pancasila
Burung Garuda melambangkan kekuatan
Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan
Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1]
Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila ke-2]
Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3]
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan [sila ke-4]
Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila ke-5]
Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci
Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda beda, tetapi tetap satu jua“
.
Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno. Garuda merupakan burung dalam mitologi Hindu, sedangkan Pancasila merupakan dasar filosofi negara Indonesia.
Lambang negara Garuda diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958
akna Lambang Garuda Pancasila
Garuda Pancasila
Burung Garuda melambangkan kekuatan
Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan
Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1]
Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila ke-2]
Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3]
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan [sila ke-4]
Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila ke-5]
Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci
Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda beda, tetapi tetap satu jua“
.
12.
Biasa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan Penegak.
13.
Tahu arti dan sejarah Sumpah Pemuda.
Sumpah
Pemuda
Peserta Kongres Pemuda II
Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “Hari Sumpah Pemuda”.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Isi
• PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
• KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
• KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong [2].
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Peserta Kongres Pemuda II
Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “Hari Sumpah Pemuda”.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Isi
• PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
• KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
• KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong [2].
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
14.
Tahu perjuangan bangsa Indonesia dan rencana pembangunan Pemerintah.
15.
Tahu susunan Pemerintah Republik Indonesia dari Pusat sampai ke Desa.
Presiden – gubernur – bupati – camat –
kepala desa – kepala dusun
16.
Dapat berbaris.
PERATURAN
BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. I )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa
itu Baris Baerbaris ?
- Baris
Berbaris
a.
Pengertian
Baris
berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
b.
Maksud dan tujuan
1)
Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa
tanggung jawab.
2)
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara
jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3)
Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta
ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4)
Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
5)
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
- Aba-aba
a.
Pengertian
Aba-aba
adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut.
b.
Macam aba-aba
Ada
tiga macam aba-aba yaitu :
1)
Aba-aba petunjuk
2)
Aba-aba peringatan
3)
Aba-aba pelaksanaan
1.
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada
aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)
Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b)
Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
2.
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)
Lencang kanan – GERAK
(bukan
lancang kanan)
b)
Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
3.
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a)
GERAK
b)
JALAN
c)
MULAI
a.
GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan
tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan
ditempat -GERAK
-siap
-GERAK
-hadap
kanan -GERAK
-lencang
kanan -GERAK
b.
JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan
tempat.
Contoh:
-haluan
kanan/kiri – JALAN
-dua
langkah ke depan -JALAN
-satu
langkah ke belakang – JALAN
Catatan:
Apabila
gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju
– JALAN
-haluan
kanan/kiri – JALAN
-hadap
kanan/kiri maju – JALAN
-melintang
kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang
istilah: “maju”
- Pada
dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam
keadaan berhenti.
- Pasukan
yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba
HENTI.
Misalnya:
- Ada
aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba
: hadap kanan/kiri henti GERAK.
- Ada
aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri henti GERAK.
- Balik
kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana
henti-GERAK.
Tidak
dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena
tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang
aba-aba : “henti”
Pada
dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang
sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus
diucapkan.
Contoh:
Empat
langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan
dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c.
MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh:
-hitung
-MULAI
-tiga
bersaf kumpul -MULAI
4.
Cara memberi aba-aba
a)
Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk
melakukan itu.
b)
Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba
terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh:
Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya
:
- Pada
waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
- Setelah
penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka
dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan
aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c)
Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
- Pada
taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2
(dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d)
Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e)
Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f)
Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g)
Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan
dengan besar kecilnya pasukan.
h)
Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah
ULANG !
Contoh:
Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. II )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
- Gerakan
Perorangan – Gerakan Dasar
a.
Sikap sempurna
Aba-aba
: Siap – GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri
tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus
paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada
dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan
rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak
terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus,
dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan,
benafas sewajarnya.
b.
Istirahat
Aba-aba
istirahat ditempat – GERAK
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak
sepanjang telapak kaki (30cm)
2)
Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan
kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan,
tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk,
ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a)
Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang
untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan
pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil
sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b)
Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna
tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c)
Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa
petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c.
Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba
: Lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan
ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping,
jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di
sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini
kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan
diri
2)
Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat
tangan.
3)
Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan
kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan
kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4)
Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5)
Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan
sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu
memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan
pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a)
Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri,
hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di
samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan
gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b)
Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d.
Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba
: Setengah lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti
pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak
pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya,
pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari
lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba
tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan
dan berdiri dalam sikap sempurna.
e.
Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba
: Lencang depan – GERAK
Pelaksanaannya:
1)
Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan
dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2)
Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan,
setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan
serentak tanpa menunggu aba-aba.
3)
Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f.
Cara berhitung
Aba-aba
: Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1)
Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf
terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2)
Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan
nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3)
Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4)
Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap
sempurna.
5)
Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
6)
Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
- Perubahan
Arah
(dalam
keadaan berhenti)
a)
Hadap kanan/kiri
Aba-aba
: Hadap kanan/kiri – GERAK
1)
Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki
kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki
kiri/kanan.
2)
Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3)
Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b)
Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba
: Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1)
Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2)
Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3)
Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c)
Balik kanan
Aba-aba
: Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya
:
1)
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap
kanan) di depan kaki kanan.
2)
Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3)
Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
- Dalam
keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke
sikap sempurna
- Dalam
keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak
dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d)
Cara berkumpul
Aba-aba
: 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul – MULAI
Pelaksanannya
:
1)
Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk
mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot
sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang
ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2)
Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3)
Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya
berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada
waktu lencang kanan.
4)
Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan
isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang
lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e)
Cara latihan memberi hormat
Aba-aba
: Hormat – GERAK
Pelaksanaannya
(dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah
pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus,
telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk
mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2)
Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3)
Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4)
Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke
sikap sempurna.
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. III )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a)
Bubar
Aba-aba
: Bubar – JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian
aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan
penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam
hati, lalu bubar.
b)
Jalan di tempat
Aba-aba:
Jalan ditempat – GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan
dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha
rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah
biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan
(tidak melenggang)
Dari
jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba
: Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada
aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki
kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c)
Membuka/menutup barisan.
Aba-aba
: Buka barisan – JALAN
Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan
dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan
:
Membuka
barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup
barisan
Aba-aba
:tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping
kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan
berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam
langkah
|
Panjangnya
|
Tempo
|
|
1.
|
Langkah
biasa
|
65cm
|
120
tiap menit
|
2.
|
Langkah
tegap
|
65cm
|
120
tiap menit
|
3.
|
Langkah
perlahan
|
40cm
|
30
tiap menit
|
4.
|
Langkah
kesamping
|
40cm
|
70
tiap menit
|
5.
|
Langkah
ke belakang
|
40cm
|
70
tiap menit
|
6.
|
Langkah
ke depan
|
60cm
|
70
tiap menit
|
7.
|
Langkah
di waktu lari
|
80cm
|
165
tiap menit
|
A.
MAJU – JALAN
Dari
sikap sempurna
Aba-aba
: Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1)
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak
kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan
ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah
biasa.
2)
Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°,
lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah
lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh
anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang
keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada
waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B.
LANGKAH BIASA
1)
Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh
diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2)
Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit
diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping
badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak
terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C.
LANGKAH TEGAP
1)
Dari sikap sempurna
Aba-aba
: Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya
:
Mulai
berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah,
selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki
dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki
rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama
dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di
samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari
tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2)
Dari langkah biasa
Aba-aba
: Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu
langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3)
Kembali ke langkah biasa
Aba-aba
: Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai
berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan
:
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D.
LANGKAH PERLAHAN
1)
Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba
: Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya
:
a)
Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b)
Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri
menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar
di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan
kaki kiri.
c)
Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan
:
- Dalam
keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang
diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan
kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
- Tapak
kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan
rata-rata untuk lebih khidmat.
2)
Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba
: Henti – GERAK
Pelaksanaannya
:
E.
LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba
: ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang
40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan
tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
F.
LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba
: ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut
jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap
badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
G.
LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba
: …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah
yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan
dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
H.
LANGKAH DI WAKTU LARI
1)
Dari sikap sempurna
Aba-aba
: Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab
peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang
sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke
belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai
lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut
panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya.
Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan
dilenggangkan secara tidak kaku.
2)
Dari langkah biasa
Aba-aba
: Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba
peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah,
selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3)
Kembali ke langkah biasa
Aba-aba
: Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga
langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri
dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan
:
Untuk
berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah
ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan
diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I.
LANGKAH MERDEKA
1)
Dari langkah biasa
Aba-aba
: Langkah merdeka – JALAN
Anggota
berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan
langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat
sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi,
menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan
jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan
barisan.
2)
Kembai ke langkah biasa
Untuk
melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah.
Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan
pelaksanaan.
3)
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Seperti
tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J.
GANTI LANGKAH
Aba-aba
: Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya
:
Gerakan
dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah
ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk
selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan
ini dilakukan dalam satu hitungan.
17.
Selalu berpakaian rapi, meme;ihara kesehatan badan, dan memelihara kebersihan
lingkungannya.
18.
Tahu pentingnya bahan-bahan makanan yang bernilai gizi, dan dapat memasak
makanan di perkemahan untuk sedikitnya 5 orang.
19.
Tahu tentang penyakit-penyakit rakyat yang terpenting, dan tentang cara-cara
pencegahannya.
20.
Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu cabang olahraga
renang.
21.
Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia.
22.
Memiliki buku Tabanas.
23.
Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang
yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
24.
Menguasai suatu keterampilan di bidang pertanian, bidang industri, atau bidang
lain yang dipilihnya sendiri, tetapi yang dapat diharap kelak akan berguna bagi
kehidupannya.
25.
Dapat membaca jam dan menggunakan kompas.
KOMPAS
Kompas
adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang
penting antara lain :
1.
Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan
jam.
2.
Visir, yaitu pembidik sasaran
3.
Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4.
Jarum penunjuk
5.
Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6.
Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk
menopang kompas pada saat membidik.
Angka-angka
yang ada di kompas dan istilahnya
North
= Utara = 0
North
East = Timur Laut = 45
East
= Timur = 90
South
East = Tenggara = 135
South
= Selatan = 180
South
West = Barat Daya = 225
West
= Barat = 270
North
West = Barat Laut = 325
Cara
Menggunakan Kompas
1.
Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak
bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2.
Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca
pembesar, kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan
mengintai angka pada dial.
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar
26.
Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut.
27.
Pernah ikut serta kerjabakti gotongroyong yang ditugaskan oleh Pembinanya.
28.
a. Untuk Penegak yang beragama Islam :
(1)
Dapat mengucap Kalimat Syahadat dan tahu artinya.
(2)
Mengerti Rukun Iman dan Rukun Islam.
(3)
Melakukan sholat berjama’ah.
(4)
Tahu riwayat Nabi Muhammad saw.
b.
Untuk Penegak yang beragama Katholik :
Tahu
sakramen Permandian, sakramen Penguatan, sakramen Maha Kudus, sakramen
Pengakuan Dosa (Tobat).
c.
Untuk Penegak yang beragama Protestan :
(1)
Dapat dengan hafal menyanyikan 4 nyanyian Kristen.
(2)
Dapat mengucap do’a sederhana pada kesempatan tertentu.
(3)
Bersedia memimpin kelompok mempelajari Alkitab.
(4)
Mengetahui sekedar peraturan-peraturan Gereja.
d.
Untuk Penegak yang beragama Hindu :
(1)
Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan Penggalang di
bidang pendidikan agama Hindu.
(2)
Tahu arti Wiweka, Sastra, Aksara, dan mengerti arti Tat Twam Asi.
e.
Untuk Penegak yang beragama Budha :
(1)
Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan Penggalang di
bidang pendidikan agama Budha.
(2)
Mengerti dan dapat menyanyikan Parita-parita tersebut dalam SKU untuk Pramuka
golongan Siaga dan golongan Penegak.
Tambahan
darikuuuuuuuuu:
Menjadi penegak jauh
berbeda dengan saat kita menikmati dunia Pramuka Penggalang. Saat kita berada
di jenjang Pramuka penggalang, kita dibina dengan mekanisme pembinaan yang
bertumpu pada kecakapan pembina dan instruktur dilapangan, yang dengan kata
lain kenikmatan dan manfaat menjadi Pramuka penggalang di gugusdepan sangat
tergantung pada pembina. Mulai dari perencanaan pelatihan, pemilihan lokasi dan
bentuk kegiatan, dinamika perkemahan hingga hidupan warga pasukan penggalang
tidak bisa dilepas dari kemampuan pembina untuk melakukan “intervensi”
pembinaan mental dan watak binaannya. Pramuka Penggalang mengacu pada buku
“Scouting For Boys” nya Baden Powell.. didalam buku itu di jelaskan beragam
aktifitas di alam terbuka dan ketrampilan hidup di alam.
Sedangkan dalam dunia penegak.....
Penegak dituntut untuk mampu melakukan proses pembinaan dirinya secara mandiri dengan pendampingan dari orang dewasa (pembina). Berproses dari satuan terkecil di ambalan yang bernama sangga dan wadah pembinaan pramuka penegak yang bernama ambalan dengan segala variabelnya. Dunia penegak adalah dunia awal pencarian jatidiri yang penuh kejutan, kreatifitas dan tantangan nyata menuju pembekalan diri dalam menghadapi realita kehidupan. Pramuka penegak memiliki kesenangan sekaligus kewajiban yang melekat dalam satu tarikan nafas. Penegak berarti menjadi tegak, menjadi diri sendiri dan berproses untuk terlibat dalam membangun masyarakat. Penegak memiliki 3 orientasi bina yang tak lepas dalam setiap proses nya. Bina diri, bina satuan dan bina masyarakat.
Pramuka Penegak tidak hanya dituntut untuk mengetahui kemampuan dasar hidup di alam terbuka, namun harus menguasai dan mengembangkan diri untuk kepentingan dirinya dan pengabdian di masyarakat. Pramuka penegak harus berjiwa penolong, selalu melayani dan menempa diri untuk sukarela mambangun masyarakat.
Dalam proses pembinaan pramuka penegak dipandu melalui sebuah ketetapan kwartir nasional SK Kwarnas No 080 Tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
Kenapa dalam SK 080 harus bergabung dengan Pramuka Pandega ?
Karena proses pembinaan pramuka Pandega adaalh sebuah proses keterlanjutan dari pembinaan Pramuka Penegak. Pencapaian Pramuka Pandega yang siap terjun di masyarakat sebagai pengabdi dan pemimpin tidak lah cukup jika tanpa proses gemblengan diri saat menjadi Pramuka penegak. Namun kebijakan ini akan berubah seiring perubahan hasil Musyawarah Nasional 2008 yang lalu bahwa akan ada pemisahan pembinaan pramuka penegak dengan pramuka pandega. Sebelum ada perubahan, kita masih harus mengacu pada SK 080 yang sering disebut dengan Polbin T/D.
Didalam Polbin T/D dijelaskan bahwa Pramuka Penegak dan Pandega memiliki 6 wadah pembinaan sebagai tempat dirinya menggembleng diri.
Sedangkan dalam dunia penegak.....
Penegak dituntut untuk mampu melakukan proses pembinaan dirinya secara mandiri dengan pendampingan dari orang dewasa (pembina). Berproses dari satuan terkecil di ambalan yang bernama sangga dan wadah pembinaan pramuka penegak yang bernama ambalan dengan segala variabelnya. Dunia penegak adalah dunia awal pencarian jatidiri yang penuh kejutan, kreatifitas dan tantangan nyata menuju pembekalan diri dalam menghadapi realita kehidupan. Pramuka penegak memiliki kesenangan sekaligus kewajiban yang melekat dalam satu tarikan nafas. Penegak berarti menjadi tegak, menjadi diri sendiri dan berproses untuk terlibat dalam membangun masyarakat. Penegak memiliki 3 orientasi bina yang tak lepas dalam setiap proses nya. Bina diri, bina satuan dan bina masyarakat.
Pramuka Penegak tidak hanya dituntut untuk mengetahui kemampuan dasar hidup di alam terbuka, namun harus menguasai dan mengembangkan diri untuk kepentingan dirinya dan pengabdian di masyarakat. Pramuka penegak harus berjiwa penolong, selalu melayani dan menempa diri untuk sukarela mambangun masyarakat.
Dalam proses pembinaan pramuka penegak dipandu melalui sebuah ketetapan kwartir nasional SK Kwarnas No 080 Tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
Kenapa dalam SK 080 harus bergabung dengan Pramuka Pandega ?
Karena proses pembinaan pramuka Pandega adaalh sebuah proses keterlanjutan dari pembinaan Pramuka Penegak. Pencapaian Pramuka Pandega yang siap terjun di masyarakat sebagai pengabdi dan pemimpin tidak lah cukup jika tanpa proses gemblengan diri saat menjadi Pramuka penegak. Namun kebijakan ini akan berubah seiring perubahan hasil Musyawarah Nasional 2008 yang lalu bahwa akan ada pemisahan pembinaan pramuka penegak dengan pramuka pandega. Sebelum ada perubahan, kita masih harus mengacu pada SK 080 yang sering disebut dengan Polbin T/D.
Didalam Polbin T/D dijelaskan bahwa Pramuka Penegak dan Pandega memiliki 6 wadah pembinaan sebagai tempat dirinya menggembleng diri.
- Ambalan adalah wadah
pembinaan bagi para Pramuka Penegak di Gugusdepan.
- Racana adalah wadah
pembinaan bagi para Pramuka Pandega di Gugusdepan.
- Dewan Kerja adalah wadah di
Kwartir yang beranggotakan Pramuka Penegak dan Pandega yang dipilih dalam
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, sesuai petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja.
- Satuan Karya adalah wadah
pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega untuk menambah keterampilan dan
pengetahuan khusus di bidang pembangunan tanpa meninggalkan kedudukannya
sebagi anggota Gugusdepan.
- Kelompok Kerja adalah wadah
pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega untuk belajar dan mengembangkan
suatu ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu guna kebutuhan suatu
program. Anggota Kelompok Kerja adalah Pramuka Penegak dan Pandega,
Pembina, Pelatih, dan orang-orang yang dianggap mampu dan ahli dalam suatu
bidang ilmu atau keterampilan tertentu untuk membuat perencanaan tentang
program kegiatan Ambalan, Racana, dan atau Dewan Kerja.
- Sangga Kerja adalah wadah
pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega yang mempunyai tugas melaksanakan
program kegiatan Ambalan, Racana, dan atau Dewan Kerja.
Ambalan menempati urutan pertama proses pembinaan menjadi pemimpin dan pengabdi di masyarakat. Ambalan sendiri diambil dari kata “ambal” yang merupakan bagian dari pondasi atap sebuah rumah.
Ambalan adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak di gugusdepan. Di ambalan inilah pramuka Penegak di berikan informasi secara lengkap tentang organisasi Gerakan Pramuka dan kepanduan, pelatihan , gladi, uji kelayakan, hingga manajemen bermusyawarah untuk membekali dirinya. Di Ambalan, seorang pramuka penegak di beri kesempatan seluas luasnya untuk mengelola satuannya dengan bimbingan orang dewasa.
Ambalan memberi tantangan dan peluang emas yang sangat luar biasa bagi anak muda untuk menguji dan mengasah ketrampilan hidupnya dalam mempersiapkan diri terjun ke masyarakat. Tantangan tersebut berupa kesempatan memimpin dan mengelola organisasi ambalan. Tantangan lain adalah mengembangkan ketrampilan hidup baik di alam maupun di dunia profesi yang diminatinya.
Sebagai sebuah wadah pembinaan, Ambalan dilengkapi berbagai komponen yang memiliki tugas dan fungsi berbeda beda.
Dewan Ambalan
Sesuai Sk 080 tahun 1988, penjelasan tentang Dewan Ambalan adalah :
Untuk menggerakkan Ambalan di bentuk Dewan Ambalan
Dewan Ambalan terdiri atas semua Pramuka Penegak yang sedikitnya sudah dilantik sebagai Penegak Bantara
Dewan Ambalan dipimpin oleh :
1. Seorang Pradana
2. Seorang Kerani
3. Seorang Bendahara
4. Seorang Pemangku Adat
Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan program berdasarkan Musyawarah Penegak
Dari isi SK diatas dapat dilihat bahwa penggerak utama Ambalan dalm menjalankan aktifitasnya sehari hari adalah Dewan Ambalan ! dan yang tergabung menjadi Dewan Ambalan adalah semua warga Ambalan yang telah berhasil dilantik menjadi Pramuka Penegak Bantara.
Di Ambalan yang berada di lingkungan Kwarda DI. Yogyakarta, ke empat pemimpian Dewan Ambalan dikenal dengan BPH – Badan Pengurus Harian.
Dewan Kehormatan
Statement dalam Sk 080 menyebutkan :
“Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas Pradana, Pemangku Adat, dan beberapa anggota Ambalan yang dianggap perlu hadir oleh Pemangku Adat, serta Pembina sebagai Penasehat”
Dewan kehormatan tidak bersifat permanen. Dibentuk JIKA dibutuhkan dan otomatis akan dibubarkan setelah permasalahan selesai. Salah satu contoh tugas dewan kehormatan adalah pada saat forum pelantikan Calon Penegal dan Pelantikan Penegak Bantara maupun Laksana.
Dewan Adat Ambalan
Diatur dalam Tata Adat Ambalan secara terpisah antara putra dan putri. Dewan Adat Ambalan dibentuk oleh Pemangku Adat yang beranggotakan para anggota Dewan Ambalan / Pramuka Penegak Bantara tertentu untuk melakukan pembahasan dan pelaksanaan tata adat yang berlaku, seperti perubahan Tata Adat, pendampingan warga ambalan, perbaikan perangkat Adat dan sebagainya
Tata Adat Ambalan
Yang lebih membedakan dalam proses pembinaan pramuka penggalang dan pramuka penegak adalah tersedianya Tata Adat di Ambalan. Tata adat ini adalah sebuah aturan main tertulis yang disepakati bersama oleh warga ambalan dalam menjalankan kehidupan kesehariannya sebagai warga ambalan.
Unsur – unsur Tata Adat Ambalan minimal berisi :
Nama Ambalan
Adalah nama pahlawan yang diambil sebagai suri tauladan perjuangan warga ambalan serta meningkatkan semangat nasionalisme di ambalan.
Adat Pelaksanaan Ambalan
Dapat berupa pelaksanaan keseharian di lingkungan Ambalan, interaksi antar anggota, dengan pembina dan organisasi lain, tentang tata upacara pelaksanaan adat dan sebagainya.
Amsal Ambalan
Adalah untaian kata yang singkat, padat dan berisi tentang semangat hidup seluruh warga ambalan.
Sandi Ambalan
Adalah tatanan kata kata yang mencerminkan semangat dan filosofi dasar hidupan seluruh warga ambalan.
Lambang Ambalan
Adalah simbol pemersatu warga ambalan yang menggambarkan semangat dan tujuan pendirian ambalan.
Kibaran Cita Ambalan
Adalah bendera yang memuat lmbang ambalan untuk mengikat persaudaraan bakti dan menjadi simbol kebanggaan ambalan
Badge Ambalan
Adalah tanda yang berisi lambang ambalan dan dilekatkan pada baju seragam sebagai tanda pengenal satuan ditingkat gugusdepan.
Pusaka Ambalan
Adalah sebuah benda yang merupakan simbol semangat juang nama ambalan yang dipilih guna membentuk watak yang mengacu pada persatuan dan kesatuan warga ambalan untuk kepentingan umum.
Jenjang Keanggotaan Ambalan
Tahapan proses pembinaan di Ambalan terbagi menjadi beberapa tahap/jenjang keanggotaan yang sarat makna dan tujuan. Sesuai isi SK 080 tahun 1988, terlihat sebagai berikut :
Tamu Penegak
- Tamu Penegak
adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya dipindahkan dari
Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 sampai
dengan 20 tahun yang belum pernah menjadi anggota Pramuka.
- Lamanya menjadi
tamu Penegak paling lama 3 (tiga) bulan.
- Selama menjadi
Tamu Penegak kesempatan menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang
berlaku di Ambalan tersebut.
- Bagi anggota
Ambalan lainnya di beri kesempatan untuk mengenal dan menilai Tamu Penegak
tersebut
Penjelasan :
Tamu Penegak atau yang dilebih dikenal dengan Tamu Ambalan (TA) adalah warga ambalan yang telah diterima dalam proses adat penerimaan Tamu ambalan (Baca Tata Adat Ambalan) sebagai simbol keterikatan secara moral akan kehidupan ambalan yang nantinya akan mereka dalami. TA tidak memiliki kewajiban apa pun, namun Dewan Ambalan memiliki kewajiban untuk selalu mengajak TA dalam kegiatan Ambalan yang sesuai dengan jenjang keanggotaannya. TA memiliki hak untuk bertanya dan melakukan orientasi diri selama bergabung menjadi Tamu Ambalan dalam upaya mengenal lebih baik dunia Ambalan.
Setelah proses 3 bulan di jalani dengan baik, maka dewan ambalan akan menyelenggarakan prosesi Pelantikan Calon Penegak (PCT) yang berisi :
Tamu Penegak atau yang dilebih dikenal dengan Tamu Ambalan (TA) adalah warga ambalan yang telah diterima dalam proses adat penerimaan Tamu ambalan (Baca Tata Adat Ambalan) sebagai simbol keterikatan secara moral akan kehidupan ambalan yang nantinya akan mereka dalami. TA tidak memiliki kewajiban apa pun, namun Dewan Ambalan memiliki kewajiban untuk selalu mengajak TA dalam kegiatan Ambalan yang sesuai dengan jenjang keanggotaannya. TA memiliki hak untuk bertanya dan melakukan orientasi diri selama bergabung menjadi Tamu Ambalan dalam upaya mengenal lebih baik dunia Ambalan.
Setelah proses 3 bulan di jalani dengan baik, maka dewan ambalan akan menyelenggarakan prosesi Pelantikan Calon Penegak (PCT) yang berisi :
- Memantapkan
pengetahuan TA tentang Gerakan Pramuka
- Memantapkan
pengetahuan TA tentang Tata Adat Ambalan dan lingkungan gugusdepan yang
akan di masukinya
- Menanyakan
kerelaaan TA untuk bergabung menjadi Calon Penegak (CT)
- Menegaskan tugas
dan tanggung jawab CT setelah dilantik.
- Penantingan yang
dilakukan oleh Dewan Ambalan kepada TA dan seluruh Warga Ambalan yang
hadir untuk menerima TA sebagai CT yang baru.
Calon Penegak
- Calon Penegak
ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan diri sanggup menaati
peraturan dan adat Ambalan, dan di terima oleh semua anggota Ambalan untuk
menjadi anggota Ambalan tersebut.
- Lamanya menjadi
Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
- Perpindahan
status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak dilaksanakan dengan upacara
sederhana dan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota
Ambalan tersebut.
Calon harus mawas diri dan menghargai orang lain serta menyadari hak dan kewajibannya, antara lain :
- Tidak mempunyai
hak suara dalam musyawarah
- Mempunyai hak
bicara dalam diskusi, pertemuan, dan musyawarah
- Harus mengikuti
acara Ambalan yang bersangkutan
- Berkewajiban
menyelsaikan SKU tingkat Penegak Bantara
- Berkewajiban
ikut menjaga dan mengembangkan nama baik Ambalannya
- Setiap Calon
Penegak di bina dua orang Penegak Bantara/Laksana dari Ambalan yang
bersangkutan
Penjelasan :
- Calon Penegak
merupakan anggota ambalan
- Calon penegak
setelah dilantik dalam PCT berhak mengenakan badge Ambalan di seragamnya
- Calon Penegak
wajib mengikuti seluruh kegiatan yang di selenggarakan oleh Ambalannya
sebagai upaya perolehan Syarat Kecakapan Umum tingkat Bantara.
- Dalam proses
pencapaian SKU Bantara, CT didampingi oleh 2 orang pendamping yang
merupakan penegak Bantara/Penegak Laksana yang terbgi menjadi 2 tugas :
- Pendamping Kanan
berhubungan dengan permasalahan teknis, umum dan ketrampilan kepramukaan
- Pendamping Kiri
berhubungan dengan aspek psikologis dan spiritual.
Penegak Bantara
- Penegak Bantara
adalah Calon Penegak yang telah memenuhi SKU bagi Penegak Bantara dan
mentaati adat Ambalan.
- Perpindahan dari
Calon Penegak menjadi Penegak Bantara dilaksanakan dengan upacara
pelantikan, yang bersangkutan mengucapkan janji Tri Satya dengan suka rela
dan berhak memakai tanda pengenal untuk Penegak Bantara.
- Selama menjadi
Penegak Bantara di beri kesempatan latihan membaktikan diri kepada
masyarakat dan membentuk kepribadian yang kuat.
- Seorang Penegak
Bantara wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatan lainnya untuk :
- Menyelesaikan
SKU bagi Penegak Laksana sehingga dapat dilantik sebagai Penegak Laksana
- Menempuh Syarat
Kecakapan Khusus dengan kesenangan dan bakatnya sehingga mendapatkan Tanda
Kecakapan Khusus
- Mengembangkan
bakat dan minatnya di satuan Karya Pramuka serta menyebarkan tugas pokok
Sakanya itu sesuai dengan kemampuannya
- Mencari
kesempatan untuk mengikuti Kursus Pembina Mahir sehingga dapat membantu
menyelenggarakan kegiatan di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang
- Berperan serta
dalam memberikan bantuan kepada Kwartir sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang ada padanya
Penegak Laksana
- Penegak Laksana
ialah Penegak Bantara yang telah memenuhi SKU bagi Penegak Laksana dan
mentaati Adat Ambalan.
- Perpindahan dari
Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilaksanakan dengan upacara
kenaikan tingkat dengan mengucapkan ulang janji Tri Satya dengan sukarela
dan berhak memakai tanda pengenal untuk Penegak Laksana.
- Selama menjadi
Penegak Laksana diberi kewajiban memimpin kegiatan bakti untuk Gerakan
Pramuka dan masyarakat.
- Seorang Penegak
Laksana wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatannya bahkan
dikembangkan terus untuk :
- Menambah
jumlah/bobot dalam menempuh Syarat Kecakapan Khusus sehingga mendapatkan
Tanda Kecakapan Khusus yang lebih tinggi
- Memperdalam dan
memperluaskan keikutserta-annya di dalam Satuan Karya
- Mengikuti Kursus
yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka
- Memberikan
kesempatan untuk membaktikan dirinya dengan membantu menyelenggarakan
latihan atau kegiatan untuk Pramuka Siaga atau Pramuka Penggalang
- Berperan serta
dalam memberikan bantuan kepada kwartir sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang ada padanya
Menjadi seorang yang ahli dalam berkemah dan mengembara membutuhkan proses yang cukup panjang dan penuh liku liku kehidupan. Begitu juga dalam hidupan Pramuka penegak.
Berproses dalam kepenegakan membutuhkan ketekunan dan ketabahan yang berlipat ganda. Proses membangun ketahanan diri itu akan melalui proses di butuhkan, diremehkan, di hargai, di sanjung, di lecehkan, di hormati,dan beragam perlakukan lain yang semakin hari akan semakin meningkatkan ketajaman diri untuk menghadapi masa depan.
Tips membangun diri di Ambalan
Beberapa tips singkat untuk menjadi bekal dalam mengarungi samudra pembinaan di ambalan adalah :
- Niatkan diri untuk mencari
bekal hidup dan membangun jaringan
- Sukarela adalah dasar
dari segala aktifitas kepramukaan
- Ikuti SEMUA kegiatan ambalan
yang sesuai dengan golongannya karena ada beberapa prosesi adat yang
khusus hanya bisa dihadiri bagi golongan tertentu.
- Kegiatan di
Ambalan adalah proses pengembangan diri dan uji tantangan kemampuan
diri, rugi kalau bergabung di Ambalan tapi gak pernah ikut kegiatan
Ambalan. Semua berawal dari Ambalan
- Jangan pernah
menolak
jika di minta sebagai sangga kerja (panitia) atau bahkan menjadi ketua
sangga kerja karena menjadi ketua adalah kesempatan emas untuk belajar
menjadi pemimpin
- Segera
selesaikan SKU minimal Bantara sebagai bekal awal pengakuan kemampuan diri
dan pondasi kuat menuju kesuksesan di masa mendatang
- Upayakan menjadi
salah satu Badan Pengurus Harian Ambalan sebagai uji kemampuan dan asah
ketrampilan manajerial organisasi dasar.
- Tempa
ketrampilah hidup di alam terbuka. Naik gunung, susur gua, orientering,
hiking, rafting, diving, dan beragam outdoor activities adalah menu
latihan rutin seorang Penegak ! ikuti dan berlatihlah...
- Belajarlah ! Buka arsip
ambalan, bisa berupa foto, tulisan, laporan, gambar yang menceritakan
aktifitas pramuka dan ambalan
- Jangan sungkan
bertanya tentang kepramukaan kepada siapa saja dan melalui media apa saja.
Alumni ambalan Yos Sudarso Kartini telah mengembangkan media komunikasi
melalui Mailing list padrover@yahoogroups.com, group di Facebook.com
“padrover” serta situs www.padrover.com
- Update informasi
kegiatan kepramukaan di Indonesia www.pramuka.org dan Scouting di dunia
www.scout.org.
- Jika ada
kesempatan kegiatan pramuka di tingkat cabang, daerah dan nasional, jangan
ragu untuk ikut dan terlibat aktif. Kelebihan pramuka adalah adanya
kegiatan bertingkat hingga internasional yang bisa diikuti oleh siapa saja
asal memenuhi persyaratan tertentu. Pramuka adalah Universal
- Ikuti wadah
pembinaan lain selain di ambalan, bisa masuk satuan karya atau pun dewan
kerja, ini sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan warga
Ambalan.
LAGU PRAMUKA
KELANA
Di tengah
tengah hutan di bawah langit biru,tenda terpancang ditiup sang bayu,api
menjilat jilat terangi rimba raya,membawa kelana dalam impian,dengarlah
dengarlah,sayup sayup,suara nan merdu memecah malam,jauhlah dari kampung turuti
kata hati,guna bakti pada bunda pertiwi
USKUDARA
Uskudara
gederikan el gederil samur,katibin min siteru suhu un,etise samur,sungguh enak
mengikuti latihan ini,makan kurang tidur ddikurangi,perut keroncongan.
SUKAR
Aku tahu itu
sukar tapi tetap kan ku kejar,biar sukar ku ke sana namun sukar itu indah 2X
1,2,3 DAN 4
1,2,3,dan 4,pramuka
itu hemat cermat.ambil korek bakarlah lilin,pramuka selalu disiplin
LOVE PRAMUKA
Kalau ku di
gerakan pramuka,terus terang hatiku gembira,karena I love gerakan
pramuka,pramuka pramuka Indonesia,siaga mula bantu taa,penggalang ramu rakit
terap,penegak bantara laksana,pandega Pembina dan pelatih
ARENA
PRAMUKA
Di arena
pramuka kita galang persatuan kita,lupakan duka cita,maju mundur kita sama
sama.kalau siang kita kepanasan,kalau malam kita kedinginan,tak perduli yang
penting pramuka
AGENNA GONNA
GONNE
Agenna gonna
gonne,mamma kureka (3X)(2X)Kukkuai(2x),di sini tiada duka,didalam
berpramuka(3x) (2x)ku senang(2x),kekakek kakiku kaku,kakek kakek kakek kakiku
kaku(2X)
INDIAN SONG
Hamlo kotto
pess,sama sakotto pess,hamlo kotto sama sakoto samco dilber jane aha’.kami
pramuka pantang meenyerah yang penting kita senang.
HANTUNYA
PRAMUKA
Dalam
perkemahan kadang menyakitkan,mati dalam perang itu suatu ujian,wanabakti 2x
hantu rimba,bahari hantu laut,dirgantara 2x hantu di udara,bhayangkara hey
hantu jalanan.
Satya Darma Pramuka
Kami … Pramuka Indonesia, Manusia Pancasila
Satyaku … kudarmakan, Darmaku … kubaktikan
Agar jaya Indonesia, Indonesia tanah airku
Kami jadi pandumu …
Kami … Pramuka Indonesia, Manusia Pancasila
Satyaku … kudarmakan, Darmaku … kubaktikan
Agar jaya Indonesia, Indonesia tanah airku
Kami jadi pandumu …
Botol
Botol namanya budu, Sendok namanya sudu
Anak kodok namanya brudu, Pantat ayam namanya brutu
Goyang … goyang … goyang …
Goyang … digoyang … goyang
Goyang … digoyang … goyang
Goyang … goyang … digoyang … goyang (2x)
Botol namanya budu, Sendok namanya sudu
Anak kodok namanya brudu, Pantat ayam namanya brutu
Goyang … goyang … goyang …
Goyang … digoyang … goyang
Goyang … digoyang … goyang
Goyang … goyang … digoyang … goyang (2x)
Ini namanya jari jempol … (2x), Apa pesannya jari jempol sayang
Anak Pramuka nggak boleh ngompol, Telunjuk – Ngantuk
Tengah – Lengah, Manis – Nangis
Klingking – Maling
Api api api api api unggun,Dengan berdiri bersuka hati
Disinari api unggun,Hora … hore yo Pramuka
Beramai-ramai bersuka hati,Disinari api unggun
Api kita sudah menyala,Api … api .. api api api
Mars Penggalang
Tak ada gunung terlalu tinggi, buat kami daki di tengah panas
Tak ada jurang terlalu dalam, buat kami turuni di malam kelam
Hutan rimba – hutan rimba padang lalang – padang lalang
Kususuri jalanan jauh
Panas terik hujan berangin
Maju terus, jalan terus
Pantang patah – pantang patah hati kami – hati kami
Karena telitinya
Pasukan penggalang jalanlah, terhapus semua luka
Marina Merana
Marina menari di atas menara, Di atas menara Marina menari
Marina merana di atas menara,Di atas merana Marina merana
Marina menari di atas menara, Di atas menara Marina menari
Marina merana di atas menara,Di atas merana Marina merana
Di tengah-tengah hutan, di bawah langit biru
Tenda terpancang ditiup sang bayu
Api menjilat-jilat, terangi rimba
Membawa Pramuka dalam impian
Penegak … pandega …
Petualang datang tak kenal gengsi
Datang ke perkemahan …
Karena patah hati, guna mencari cinta yang sejati
Aku ini anak muda,Hati suci riang gembira
Mari kawan masuk Pramuka, Pramuka slaalu gembira
Wan jae lae laccing takaraccing takaraccing,Takara loa leo
Rajin Terampil dan
Gembira
Rajin terampil dan gembira, Senantiasa praja muda karana
Sopan dan tak kenal rasa sombong, Bersahaja setia suka menolong
Yayayaya … itulah Pramuka, Pramuka sejati … sejati kata dan prilakunya
Rajin terampil dan gembira, Senantiasa praja muda karana
Sopan dan tak kenal rasa sombong, Bersahaja setia suka menolong
Yayayaya … itulah Pramuka, Pramuka sejati … sejati kata dan prilakunya
Uskudara degerikan
elgede Sesamur, Kati bimbing siteru seusu
etise Sesamur,Sungguh enak mengikuti perkemahan
Makan kurang tidur dikurangi perut keroncongan …
Mana dimana anak kambing saya,Anak kambing sudah ada di sini
Mana kambingnya … ini
(2x),Mana kambingnya … sudah ada di sini
Kalau kau suka hati,Kalau
kau suka hati tepuk tangan … (2x)
Kalau kau suka hati mari kita lakukan,Kalau kau suka hati tepuk tangan …
(Petik jari, hentak kaki, bilang hore)
If you happy and you know it claps your hands … (2x)
If you happy and you know it, and you really want to show it
If you happy and you know it, claps your hands.,(stick finger, say hore)
Kalau kau suka hati mari kita lakukan,Kalau kau suka hati tepuk tangan …
(Petik jari, hentak kaki, bilang hore)
If you happy and you know it claps your hands … (2x)
If you happy and you know it, and you really want to show it
If you happy and you know it, claps your hands.,(stick finger, say hore)
Sayonara … sayonara sampai berjumpa pula … (2x)
Buat apa susah, buat apa susah …,Susah itu tak ada gunanya
Tunas kelapa kawaaaaaan … itu lambangnya,Tri Satya kawaaaan … itu janjinya
Dasa Darma kawaaaan … itu baktinya,Janganlah ragu kawan masuk pramuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar